eheem.
ini pertama kalinya saya posting disini lagi selama menyandang kata 'maha' didepan kata siswa. bahkan setelah saya sampai ke check point 'semester 2'. yah Mahasiswa. saya mahasiswa baru jurusan ilmu ekonomi. Alhamdulillah syari'ah kok. entah kenapa saya bisa terdampar di ilmu ekonomi, waktu SD saya seperti anak-anak lainnya yang punya cita-cita yang hampir semuanya sama. dokter cita-cita sejuta anak. berkembang lagi sampai SMP yang saya tau cuma main yang saya fikir kapan saya bisa pulang kerumah. jadi sama sekali tidak memikirkan cita-cita. berkembang lagi ke SMA saya dengan soknya bercita-cita tinggi mau jadi arsitek.
and now, here i'am. jurusan ilmu ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
toh, garis tangan Tuhan siapa yang bisa tau? toh Tuhan selalu punya cara yang unik untuk membahagiakan ummat-Nya. saya jadi tidak perlu menyusahkan orang tua saya dengan membayar berpuluh-puluh juta untuk biaya kuliah kedokteran seperti cita-cita SD saya itu. juga tidak harus menggila dengan paket-paket fisika seperti cita-cita SMA saya dulu. meskipun saya masih harus bermain cantik dengan matematika dan masih mencoba mengerti apa itu ekonomi politik, mikro dan makro ekonomi, apa itu inflasi, ahh masih banyaklah pokoknya.
flashback sedikit, kenapa saya pilih ilmu ekonomi? sebenarnya saya pengennya masuk akuntansi. kenapa eh kenapa? awalnya saya sudah putus asa. bingung mau pilih jurusan apa. sedangakan mama saya sudah berkali-kali nanya 'mau masuk jurusan apa?' saking bingungnya. saya ngambil contoh dari keluarga saya dengan melihat tingkat kesuksesan mereka. syukurnya keluarga saya banyak yang sukses. tapi ada sisi kesuksesan yang beda dari salah satu om saya, dia kerja di salah satu perusahaan. entahlah apa yang beda. tapi menurut saya, yaa beda aja. well, berhubung dia sarjana ekonomi akuntansi, saya dengan polosnya juga ikut pilih akuntansi. tapi, apa mau dikata. Tuhan tidak menakdirkan saya disitu dan menjatuhkan takdirnya ke pilihan kedua, ya ini ilmu ekonomi.
little journal
not important but i love it
Kamis, 13 Februari 2014
Selasa, 18 Juni 2013
teman teman terbaik. Setidaknya 2 bulan terakhir ini kita punya kisah bersama. Setidaknya 2 bulan terakhir ini, kalian bisa menyembuhkan sedikit rasa sepi saya setelah eksistensi 6 tahun saya dan mereka berakhir. Kita selalu punya apa saja yang bisa ditertawakan untuk singkirkan kecanggungan. Kita punya masa lalu yang indah untuk diceritakan. Dan Kita punya satu tujuan yang sama, tujuan yang selalu kita sebut dengan SUKSES. Bukankah begitu? Dan kini, kita sedang berjuang meraih sukses itu. Kursi emas kata kak iqbal parewangi. Siapapun itu yang berhasil nantinya, tolong jangan tumbuhkan rasa sombong. Kalau belum beruntung. Yah, bukankah itu takdir? Jadi tidak perlu menangis sambil garuk garuk aspal. Cukup tersenyum lalu bangkit. Banyak jalan menuju Roma kawan! Toh, suatu hari nanti, kita tetap akan bertemu di puncak kesuksesan kita. Terakhir, tolong jangan lupakan saya. Tidak perlu repot repot ingat nama lengkap bahkan hari ulang tahun saya, ingat nama saya riri saja itu sudah cukup. :')
Senin, 20 Mei 2013
Bebas
Kebebasan itu omong kosong.
Katanya, aku bebas berekspresi, tapi selama rok masih dibawah lutut.
Hidup itu singkat, mumpung masih muda, nikmati sepuasnya.
Asal jangan dari jam 10 malam.
Katanya, urusan jodoh ada ditanganku, asalkan susukku.
Kalau bisa kaya, pendidikan tinggi, dari keluarga baik-baik.
Katanya, jaman sekarang pilihan itu ga ada batasnya.
Asalkan ikuti pilihan yang ada.
-always on-
Jumat, 17 Mei 2013
Senin, 06 Agustus 2012
~untukmu, yang disebernag jalan sana
kita memang selalu sama,,
sama-sama berjalan diporos jalan yang sama
sama-sama berjalan untuk satu tujuan yang sama
tapi jauh dari tempat itu,
takdir mempertemukan kau dan aku
jauh setelah kita berjalan bersama, aku mengenalmu
kenapa bukan sejak dulu?
mungkin, kita memang ditakdirkan bertemu
tapi tidak ditakdirkan bersama.
yaa,, mungkin saja.
kita memang selalu sama,,
sama-sama berjalan diporos jalan yang sama
sama-sama berjalan untuk satu tujuan yang sama
tapi jauh dari tempat itu,
takdir mempertemukan kau dan aku
jauh setelah kita berjalan bersama, aku mengenalmu
kenapa bukan sejak dulu?
mungkin, kita memang ditakdirkan bertemu
tapi tidak ditakdirkan bersama.
yaa,, mungkin saja.
Langganan:
Postingan (Atom)